Berada di Bali cukup membuat Ihsan nyaman dan lebih tenang, melepas segala keresahan dan kegelisahan. Terlebih, urusan pekerjaan yang sudah rampung di Rukmana, dan dia yang pada akhirnya bisa merasa lega. Satu tahun lebih bekerja di Rukmana sangat berkesan bagi Ihsan, terutama di masa-masa awal. “Belum genap dua tahun kamu di Jakarta, sudah dapat masalah berat,” ujar Belinda, menyuguhkan minuman dingin ke Ihsan. “Jakarta memang kota penuh masalah, aku saja nggak betah di sana, mending di Bali ke mana-mana.” Ihsan terkekeh sambil mengaduk minuman dinginnya, lalu meneguknya melalui sedotan, berdesah lega. Belinda duduk di depan Ihsan, sambil mengamati sekilas suaminya yang sedang melayani pelanggan di depan café dan restoran miliknya. “Hm, jadi nggak ada kabar dari Mia sama sekali?” Ih

