Merasa di atas angin dan semua keinginannya yang hampir saja terwujud, Sara bekerja lebih semangat dan giat, karena telah mendapat kabar bahwa Gilang sudah menyerahkan diri dan akan diproses hukum, lalu Mia yang sekarat. “Kok belum ada kabar kematian ya, Ki?” tanya Sara, menghubungi orang pintar di sela-sela waktunya bekerja. “Tunggu saja, Neng.” Sara berdecak, sebelumnya orang pintar itu menjanjikan kematian dialami Mia semalam, tapi dia yang belum kunjung menerima kabar baiknya itu. “Hai, Sara.” Sara terkejut. “Baik, Pak. Nanti saya kabari segera,” ujar Sara, padahal dia sedang berbicara dengan Ki Imran, dan dia buru-buru mengakhiri panggilannya. “Yosi? Ngapain kamu ke sini? Kamu pindah ke sini juga?” “Nggak, aku ingin menjenguk orang yang sakit,” ujar Yosi. Sara terkekeh, “Kalo

