Sembilan Belas

1001 Kata

Luna memutuskan untuk mengunjungi rumah maminya. Wanita paruh baya itu tampak bahagia menyambutnya. Bahkan mami Luna langsung memakai apronnya dan berkutat di dapur. Ya, tak ada yang lebih istimewa dibanding masakan sang Mami. Jika hati Luna sedang tak baik, atau dirinya sedang dilanda masalah, masakan wanita yang telah melahirkannya itu, bisa meredakan sedikit suasana hatinya. Setelah makan siang dalam diam, hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar, mami Luna membawa sebuah makanan kesukaan anaknya itu. Mami Luna bukannya tidak tahu, bahwa anaknya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Luna memang jarang mengatakan isi hatinya, namun tak ada yang lebih kuat dari firasat seorang Ibu. Luna butuh teman bicara, mami Luna yakin itu. "Makanlah! Mami membuatnya tadi pagi, mami yakin kau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN