Chapter 41

1557 Kata

Sebuah ruangan bercat putih dengan ukuran 3x4 meter itu tampak kosong. Hanya ada alat USG yang mesinnya masih berdesing. Alat USG ini sedikit berbeda dari alat USG di rumah Almira. Lebih kompleks dan banyak sekali tombolnya. Di sebelah alat USG ada bed pasien yang kosong. Kasurnya ditutupi sprei warna biru muda. Sebuah selimut garis-garis terlipat rapi di bagian bawahnya. Riani masuk, duduk di bed pasien itu. Ruangan ini sudah sepi. Jam kerja sudah habis. Para dokter fetomaternal sudah pulang atau melakukan pemeriksaan di ruang perawatan. Riani duduk gelisah di atas bed. Ia tak berani berbaring. Entah kenapa. Suara detik jam dinding semakin membuat suasana terasa sunyi. "Udah dari tadi, Ri?" "Astaghfirullah!" Riani memegang dadanya. Jantungnya berdegup kencang. Kaget. "Hahaha, kenapa?

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN