Menjelang dini hari semua pasien akhirnya bisa dikondisikan. Meski tidak ada satupun bed atau brankar yang kosong, setidaknya semua pasien sudah mendapat penanganan pertama. Ryan mengajak Riani beristirahat di ruang dokter. Wajah Riani sudah seputih kapas. Ia kelelahan. “Eh, Yan?” Ternyata Elvina sudah lebih dulu beristirahat di ruang dokter. Ia bangun dari posisi tidurnya. “Maaf, El. Kirain nggak ada orang.” “Iya, nggak apa-apa.” “Istri gue istirahat di sini nggak apa-apa, ya?” “Iya, nggak apa-apa. Sini, masuk.” Elvina tersenyum, melambaikan tangan pada Riani. Riani ragu melangkahkan kakinya. Ia canggung jika harus berdua saja di dalam kamar dengan Elvina. Kisah kasih Elvina dan suaminya masih terngiang-ngiang di kepalanya. “Hm, aku di tempat istirahat bidan aja, deh, Mas.” Riani u