Ryan terhenyak. Bibirnya terkatup rapat. Tak menyangka akan mendengar nama Elvina dari bibir istrinya. “Mas…” “Eh, iya.” Ryan gelagapan. “Siapa Dokter Elvina itu?” “Teman kuliahku.” “Lalu?” “Lalu apa?” Ryan menaikkan alisnya. “Dia mantan Mas?” “Enggak!” Ryan menjawab cepat. “Terus?” Ryan menghela nafas. Tadinya ia tidak ingin menjawab pertanyaan Riani, tapi daripada ia harus menutupi masa lalunya lebih baik ceritakan saja. Sayangnya Riani yang bertanya lupa menyiapkan diri. Ia hanya sekedar bertanya. Tidak menyiapkan hatinya untuk jawaban terburuk. “Aku… mencintai Elvina.” Jawab Ryan datar. Matanya menerawang. Seolah mengenang memori berharga. Jder! Nyuuuut… Riani memegang dadanya. Ada ngilu di sana. “La-lu?” “Mungkin, sepuluh tahun sudah aku mencintainya, Ri. Sejak saat ku