Bab 72

1331 Kata

Lina keluar dari ruangan Dokter dengan langkah gontai. Sesekali ia hendak terjatuh karena tubuhnya terlalu lemas.  "Duduk dulu, Kak." Septa meraih bahu Lina dan mengajak wanita itu duduk di salah satu kursi.  "Maaf, aku sengaja menceritakan semua ini tanpa sepengetahuan Lista. Tapi aku merasa Kak Lina harus tau, karena Kak Lina satu-satunya keluarga yang dimiliki Lista." Ucap Septa, menyesal.  Lina menoleh ke arah Septa. Kedua matanya memerah dan perlahan lelehan air mata mulai membasahi pipinya. "Terima kasih, aku banyak berhutang budi padamu." Lina meraih satu tangan Septa.  "Masalah sebesar ini sudah sewajarnya aku tau dan terima kasih sudah menjadi teman baik untuk Lista." "Aku bukan teman yang baik, karena aku tidak bisa menjaga Lista dengan baik. Jika saja aku lebih memperhatik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN