“Kamu sengaja menghindariku Sya? Kamu pasti tidak benar-benar mencintaiku! Semua ucapanmu kemarin malam hanyalah sebuah kepalsuan belaka! Aku benci kamu Sya! Aku pikir kamu wanita yang bisa dipercaya kata-katanya! Tapi apa sekarang? Kamu pasti lebih tertarik dengan Andrian dibandingkan denganku! Lakukan saja semuanya sesukamu! Tapi jangan harap kamu bisa lepas dari genggamanku!” Teriakan dan bentakan Yudha tiba-tiba terlontar begitu saja bersama amarah di dalam dadanya, sudah tidak bisa Yudha tahan lebih lama lagi. Rasya dengan bibir menganga menggelengkan kepalanya berkali-kali. Tak terasa air matanya jatuh berlinang lagi di kedua pipinya. Rasa getir yang belum berakhir, sudah harus menerima banyak tuduhan yang mengarah padanya tanpa henti. Yudha berdiri di ambang pintu kamar tidurnya.