"N--nyonya.." "Memangnya saya majikan kamu? Panggil saya Mama." Kedua bola mata Adira terbelalak sempurna. Ia hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Seperti mimpi, akan tetapi terasa begitu nyata. Apalagi..wanita paruh baya yang masih terlihat cantik nan energik ini tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. Yaa, ternyata yang menahan tangan Adira adalah Nana--Nyonya Besar di kediaman Hanggoro. "Kenapa kamu hanya diam saja? Ayo ikut saya. Masih ada banyak pertanyaan yang perlu saya layangkan kepada kamu. Pastikan kamu mempunyai jawaban yang jujur dan mampu menarik hati saya, ya? Mengerti?" Lagi-lagi, Adira dibuat tidak mengerti dengan bagaimana pola berpikir Mama Abisatya. Ia benar-benar bingung. Ajakan Nana barusan termasuk ke dalam ajakan yang benar adanya sebuah