Nida dan Jey sudah ada di dalam mobil, Nida meremas jemarinya sendiri, kedua tangan wanita itu berada di atas pangkuannya. Kepalanya menunduk, dia tidak berani menoleh ke arah Jey. Jey sejak tadi hanya memeriksa ponselnya, banyak jadwal yang tertunda karena harus menemani Nida. Cukup lama pria itu menatap layar ponselnya, beberapa kali Jey juga melakukan panggilan pada beberapa orang. Pria itu mengambil tasnya dari kursi belakang lalu memakai kacamatanya dan mulai membuka lembaran berkas tersebut. Wajah pria itu terlihat serius sekali.
Nida sedari tadi hanya sesekali mencuri pandang pada sosok pria di sebelahnya itu.
“Seorang Jey Stefan, ternyata bisa serius seperti ini.” Bisik dalam hati kecil Nida Syafara.
Jey mengulum senyum lantaran sempat menangkap tatapan mata Nida tepat ketika
