“Sudah to Pak, nggak usah dibahas lagi. Toh Ayana juga sudah pergi dari sini. Nanti Bapak sakit kalau marah-marah terus. Mendingan sekarang Bapak fokus baca laporan pembelian minggu ini saja.” Saran Rifai pada Pak Santo. Pak Santo mendengus melirik ke arah Rifai sambil menggeser posisi duduknya. “Halah, bilang saja kamu nggak suka aku jelek-jelekkan dia di depan kamu. Aku itu bicara apa adanya, Rif. Cari wanita lain saja nggak usah sama Ayana. Rugi kamu! Lawong wajah kamu juga nggak jelek, sebelas dua belas sama Indra brukman.” Serunya sambil membuka lembaran kertas keuangan di atas meja kerjanya. Rifai langsung bercermin menggunakan kaca jendela yang ada di luar toko. “Tapi, ada tapinya, Rif. Lihatnya harus dari jarak tiga ratus meter di pojok jalan sana.” Tambah Pak Santoso. Rifai l