“Mbak, tolongin aku! Mereka nahan aku di sini. Mbak, aku datang ke sini itu dengan niat baik. Aku mau bebaskan Mbak Nida dari kurungan! Mbak percaya sama aku! Ayo ikut aku Mbak, aku akan bawa Mbak pulang ke rumah. Aku tahu Mbak tertekan selama tinggal di sini.” Seru Ayana sambil berusaha melepaskan diri dari tahanan para pengawal. “Kenapa lagi sih dia? Lama-lama makin nggak jelas yang diomongin Yana. Dia sudah ambil Mas Rafa masih saja nggak puas. Sekarang pengen misahin aku sama Mas Jey.” Gumam Nida dalam hati. Nida tidak mau berjalan mendekati Ayana, tentu saja dia tidak pernah melupakan saat-saat Ayana membuat dirinya hampir keguguran. Nida berdiri menatap Ayana sambil mengusap perutnya yang sudah mulai membuncit. Hanya lima menit Nida berdiri di sana lalu berbalik dan pergi masuk ke d