Wajah Nida bersemburat mendung sejak keluarga Jey meninggalkan kediaman Jey. Wanita itu duduk sendirian di ruang tengah. Jey baru saja mengantar kedua orangtuanya sampai di beranda rumah. Pria itu kembali masuk ke dalam dan dia melihat Nida menundukkan wajahnya di kursi ruang tengah.
“Nida?” Tegurnya pada istrinya. Jey berjalan menuju ke arah Nida. Dia cemas kalau Nida kembali merasakan nyeri pada kandungannya. Tidak hanya pekerjaan Nida yang harus selalu dikontrol oleh Jey tapi juga suasana hatinya. Begitu pesan dokter pada Jey. Emosi yang terlalu tinggi, kesedihan yang berlarut-larut juga akan menyebabkan kontraksi dini pada kandungan Nida. Jey tidak akan pernah tahu jika dokter tidak memberitahukan dengan detail padanya sebelum dia membawa Nida pulang ke rumah.
“Iya, Mas? Mas butuh se
