Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Ayana sudah menunggu di lokasi syuting. Syuting belum dimulai bahkan Boy dan rekan-rekannya yang lain masih bersantai menikmati sarapan. Rendi melihat Ayana berdiri di dekat pintu masuk sambil celingukan menatap ke arah jalan. Pria itu baru saja menikmati udara pagi di sekitar lokasi sambil berlari kecil. “Lihatin apa sih Mbak? Pagi-pagi buta sudah nge-time di sini? Nunggu bakso? Atau tukang becak kemarin? Doyan diseruduk lagi?” Tanyanya sambil mengusap pelipisnya menggunakan handuk kecil di atas kedua bahunya. Ayana langsung berdecak kesal, dia memilih mengabaikan Rendi di sebelahnya. Ayana tetap berkacak pinggang sambil menatap ke arah ujung jalan. Pikir wanita itu sebentar lagi Jey akan tiba di sana lantaran para kru sudah standby di lokasi syuting.