“Sudah nggak usah ganti posisi, aku masih marah sama kamu, Mas.” Nida menolak saat Jey mengatur posisi Nida miring memunggunginya. “Beneran nggak apa-apa dari depan saja?” Jey mengayunkan pinggangnya agak lebih kuat dari sebelumnya. Nida spontan langsung meremas kuat punggung Jey, wanita itu memeluk erat-erat tubuhnya. “Akh, akh, awh, ampun, Mas.” “Katanya nggak apa-apa?” Jey menghentakkan pinggangnya lebih cepat dari sebelumnya. Nida menggeliat berkali-kali. Wanita itu kembali mencapai klimaksnya. “Sudah, Mas.. aakhh, awh..” Nida semakin erat meremas punggung Jey. “Sebentar lagi aku, sampai.. aaargghhh!” Jey melenguh, pria itu sudah tiba pada klimaksnya. Kini Nida baru bisa menghela napas lega. Jey mengukir senyum, keringat dari pelipis Jey mengucur deras menetes membasahi wajah N