Keduanya tidak membuka percakapan lagi. Nida sendiri juga takut jika perkataannya akan membuat Jey tersinggung. Acara makan malam yang seharusnya menjadi romantis kini malah terasa dingin bagi pasangan suami istri tersebut. Usai makan malam Jey kembali ke ruangan kerjanya, ada beberapa hal yang harus dia siapkan sebelum berangkat ke Jerman. Larut malam dia baru kembali ke kamar, Jey melihat Nida sedang duduk menghadap cermin meja rias. Jey berjalan menghampirinya, menyentuh kedua bahu Nida sambil menatap pantulan bayangan mereka berdua di dalam cermin. “Mas sudah sholat isya?” Tanyanya pada Jey. “Sudah tadi di dalam ruangan kerja, kamu nggak nunggu aku kan?” Tanya Jey balik seraya mengecup puncak kepala Nida. Nida menyentuh lengan Jey yang kini mengait pada lehernya, Nida menggelengka