Permainan Gina Di Club' malam

1009 Kata
"Hai, mau bermalam dengan ku?" tanya seorang pria muda, bahkan terlihat sangat muda, menawarkan Gina untuk bermalam dengannya. Gina yang baru sampai dan masih belum menyiapkan diri untuk bersiap mengubah ekspresi santainya cukup terkejut saat mendapati penawaran yang tidak biasa, bahkan Gina yang tidak polos-polos banget otaknya langsung traveling kemana-mana saat mendengar penawaran tersebut. "Bermalam bersama?" tanya Gina mengulang kata bermalam bersama, yang langsung ditanggapi dengan anggukan dan juga senyuman dari pria muda yang mengajaknya bermalam bersama tadi. "Oh. Boleh. Kebetulan aku sedang mencari lawan untuk bermalam bersama." Ujar Gina dengan nada yang terdengar sangat santai, membuat Axel yang mendengarnya langsung mengepalkan tangannya kuat saat Gina menerima tawaran tersebut. Sedangkan pria yang menawarkan Gina untuk bermalam bersama langsung tersenyum lebar, karena ia akan bermalam dengan seorang yang begitu sangat cantik dan elegan seperti Gina. Axel duduk di sofa sambil melihat dengan seksama perbincangan Gina dengan seorang pria yang jauh lebih muda darinya. Axel terus meminta minuman kesukaan dengan sorot mata yang tidak lepas dari Gina. Axel terus minum seperti orang yang sedang melampiaskan kemarahannya. Tidak mungkinlah Axel marah pada Gina karena Gina mengkhianati pernikahannya, karena Axel sendiri yang meminta Gina untuk jual diri seperti orang yang masih kehausan kekayaan, karena Axel adalah orang yang paling kaya. Jadi tidak mungkin kalau Axel marah karena melihat Gina yang menerima tawaran seorang pria muda untuk bermalam bersama, karena memang itulah yang diinginkan oleh Axel. Entah reaksi apa yang diperlihatkan oleh Axel, yang jelas, bahkan siapapun yang melihat expresi Axel pasti mengira karena dikhianati Gina, tapi pada kenyataannya tidak, dan reaksi apa yang diperlihatkan oleh Axel, semua masih menjadi tanda tanya bagi kita semua, bahkan alasan Axel yang menyuruh Gina untuk jual diri itu apa, semua juga masih menjadi teka-teki. Axel langsung berdiri saat melihat Gina menerima uluran tangan dari pria muda itu, dan pergi dari keramaian, menuju ke sebuah tempat sepi, yang Axel yakini itu adalah sebuah kamar. Yah, entah kenapa Axel merasa sangat yakin kalau pria yang menawarkan Gina untuk bermalam bersama itu akan menuju ke sebuah kamar. Axel langsung membawa langkahnya untuk mengikuti Gina, tapi langkah Axel langsung terhenti dan hanya membawa langkahnya beberapa langkah saja, saat Axel mendengar pertanyaan dari Hans. "Tuan, mau kemana? Bukannya anda yang meminta Nyonya untuk mendapatkan uang banyak?" tanya Hans yang membuat d**a Axel semakin naik turun, dan kenapa Axel bereaksi seperti, Hans juga masih tidak mengerti. Axel yang mendengar pertanyaan dan sudah menyadarkan dirinya langsung kembali duduk di sofa dengan kasar, dan kembali minum hingga dirinya merasa puas. Saat Axel merasa dirinya seperti akan mabuk, dengan cepat Axel menyudahi minumnya, karena Axel tidak mau mabuk. "Tunggu di sini. Aku mau ke toilet." Ujar Axel seraya berdiri dari duduknya, dan ingin ke kamar mandi. Hans langsung ikut berdiri karena takut Axel mabuk dan tidak bisa berjalan dengan sempurna, tapi Axel melarangnya, dan mengatakan kalau dirinya masih mampu untuk berjalan kalau hanya untuk ke kamar mandi saja. Akhirnya Hans hanya diam saja dan membiarkan Axel pergi ke toilet sendirian. Ternyata Axel tidak benar-benar ke toilet, tapi Axel menuju ke ruangan bagian CCTV, meminta agar memperlihatkan Gina menuju ke kamar yang mana, dan setelah Axel mengetahui dimana kamar Gina, dengan cepat Axel menuju kamar tersebut, bahkan sampai tidak sadar kalau Axel sedikit berlari untuk menuju ke kamar dimana Gina pria yang membeli jasanya berada. Saat Axel ingin melewati sebuah kamar, Axel mendengar suara desahan dan racauan seseorang, dan Axel langsung menajamkan pendengarannya saat Axel merasa mengenal suara tersebut. "Ahhh, emmmh. Yah. Ini enak. Lebih kuat lagi." Desah seorang wanita dari dalam kamar tersebut, membuat seluruh wajah dan bahkan seluruh tubuh Axel mengeluarkan keringat dinginnya, bahkan nafas Axel semakin tidak beraturan. Axel sudah seperti orang yang baru saja melakukan lari maraton, hingga nafasnya tak beraturan saat mendengar suara desahan Gina. Yah, suara itu adalah suara Gina, dan Axel yakin di dalam itu adalah Gina, istri dari Axel. Disaat Axel sedang menahan amarah, berbeda halnya dengan Gina dan seorang pria muda yang menawarkan Gina untuk bermalam bersama di dalam kamar itu, lebih tepatnya orang yang membuat Axel marah sedang tertawa puas karena berhasil memancing amarah Axel. Ternyata Gina tidak benar-benar mendesah karena bercinta seperti yang ada di pikiran Axel dan juga para Reader, karena Gina sedang loncat-loncat diatas kasur, sambil berteriak seperti orang yang sedang bercinta, yaitu mendesah. Bukan bercinta seperti yang ada di pikiran Axel. Gina terus loncat-loncat di atas kasur, bersamaan dengan nafas yang semakin ngos-ngosan, membuat Axel yang mendengarnya benar-benar ingin sekali mendobrak pintu kamar dimana Gina yang sedang menghabiskan malam panas dengan pria yang jauh lebih muda dari Axel, pikir Axel. Tapi Axel tidak bisa melakukan hal tersebut karena adem benar-benar ingin Gina menjadi wanita penghibur, dan menyetorkan uang setiap pulang dari club' malam. "Ahh, ahhh. Sayang, sakit jangan terlalu dalam." Teriak Gina yang membuat pria yang ada di dekatnya semakin tertawa cekikikan, namun tetap berusaha agar tidak didengar oleh Axel. Suara Gina juga terdengar sangat lelah, hingga membuat Axel semakin percaya dan semakin berfikir, betapa ganasnya pria yang menyewa Gina, hingga Gina terus berteriak seperti orang yang semakin lemah karena lelah, di bawah Kungkungan seorang pria yang menyewa jasanya. Sedangkan pria yang menyewa jasa Gina tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Gina dan mendengar suara Gina yang terdengar sangat geli. Yah, ternyata Gina dan pria yang menyewa jas Gina itu bekerja sama dengan Gina, seolah-olah pria itu benar-benar menyewa jasa Gina, dan ternyata rencana Gina sangat sempurna, berjalan dengan lancar, Axel begitu sangat percaya dengan apa yang dilakukan Gina. Setelah dirasa Gina sudah benar-benar sangat lelah, Gina memberi kode agar Rama, pria yang diajak bekerjasama untuk bereaksi. Rama menganggukkan kepalanya, bersamaan dengan jari telunjuk yang menyatu dengan jari jempolnya hingga membentuk bulat seperti O. Rama langsung mengerang panjang bersamaan dengan raut wajah yang terlihat seperti sangat menikmati, membuat kedua bola mata Axel membola sempurna, bahkan jakun Axel terlihat kesusahan untuk bergerak saat ingin menelan air liurnya sendiri. Wajah Axel juga semakin dibanjiri oleh keringat dinginnya, hingga mengkilap karena saking terasa panasnya. Axel langsung berlari mendekati pintu kamar Dimana di dalam ada Gina, dan mendobrak pintu kamar tersebut, seperti seorang suami yang memergoki istrinya selingkuh. Brak
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN