Lala merasa risih dipandangi David sejak tadi, tangannya kadang gemetar saat melakukan pekerjaan memeriksa map-map yang menurutnya sudah tidak perlu dan akan segera disimpan di gudang penyimpanan. "Lala," panggil David, pelan. "Iya, Sayang," jawab Lala, membuat David tersenyum bahagia. Hatinya berbunga-bunga karna gadis polos itu akhirnya mau memanggilnya sayang tanpa dipaksa. Apalagi dengan dandanan barunya yang kali ini sudah tidak memakai bedak arang, Lala jadi semakin terlihat cantik dan memesona di mata David. "Cantik," pikirnya. "Apa kau tidak lelah?" tanya David lagi, sambil menyilangkan salah satu kakinya. "Tidak, Sayang. Bahkan kalau masih banyak pekerjaan aku ingin lembur," jawab Lala, antusias. "Lembur?! Kenapa?! Apa gajimu satu bulan ini masih kurang?! Kalau begitu aku ak