Lala duduk sendirian di sebuah meja yang sudah disiapkan oleh David untuknya, sementara David sendiri masih bersenang-senang dengan Viona. Kadang mereka berdansa, kadang pula mereka juga berjoget, kadang juga minum sejenak, sesuai alunan musik. Lala kembali merasa kesal, tapi juga sekaligus harus bersabar, David sudah memberinya pengertian, tapi tetap saja hatinya sangat sakit jika melihat mereka berdua sedang bersenang-senang, tanpa dirinya tentunya, mungkin Lala harus bisa menahan emosinya. Bersabar lebih banyak lagi. "Huft ... " Hanya helaan nafas yang keluar dari mulut Lala, selebihnya tidak ada. "Lala, Sayang. Aku tahu kau sangat benci pada Viona, tapi aku sudah berjanji padanya, Sayang. Jadi ijinkanlah aku menghiburnya meski hanya setengah jam," mohon David sambil membelai pipi Lal