Dengan langkah lunglai, Victoria melangkah keluar dari gedung. Meski telah mencuci wajah di toilet tadi, wajah Victoria masih terlihat sembab karena menangis cukup lama. Untungnya tidak ada orang yang masuk selama ia menangis. Victoria mendongak ketika mendengar namanya dipanggil. Ia melihat Chloe berjalan cepat menghampirinya di depan gedung. “Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu seperti itu?” tanya Chloe. “Kupikir kau sudah pergi,” ujar Victoria. “Tadinya aku memang akan pergi, tapi aku menerima telepon yang cukup lama,” jelas Chloe berbohong. Nyatanya, ia memang menunggu Victoria karena khawatir. “Kalau begitu, aku akan mengantarmu pulang,” tawarnya. “Tidak. Aku ingin jalan-jalan,” tolak Chloe. “Baiklah. Aku akan menemanimu,” ucap Chloe yang diangguki oleh Victoria. Mereka berdua la