“Hei!” Victoria dan Lawrence serentak menoleh ketika mendengar suara berat itu menyahut.
Seorang pria berkulit agak coklat mengenakan kaos putih ketat yang mencetak sempurna otot tubuhnya dengan celana pendek sepaha, serta rambut ikal sebahu yang dibiarkan terurai tengah berdiri bersandar di pagar rumah. Pria itu tersenyum lebar pada Victoria dan Lawrence.
“Apa aku boleh bergabung?” tanya pria itu. Sontak Victoria dan Lawrence saling menatap. Lebih tepatnya berkomunikasi melalui tatapan. Atau bahasa lainnya mereka sedang melakukan telepati.
‘Apa kau mengenalnya?’ batin Victoria bertanya.
‘Kau tahu, ini pertama kalinya aku ke sini. Mana mungkin aku mengenalnya,’ batin Lawrence membalas.
‘Lalu, siapa dia?’ batin Victoria lagi yang dibalas gelengan oleh Lawrence.
“Kalian sedang apa? Apa
