Azhura menggeliat dalam tidurnya. Ia merasa sangat nyaman dengan tempat tidurnya yang sangat empuk. Mungkin dia sedang bermimpi menjadi orang kaya, memiliki tempat tidur empuk. Azhura menarik selimut hingga menutup kepala dan tengkurap. Tangannya mulai meraba-raba tempat tidur empuknya. Halus dan hangat. Batinnya senyum. Mungkin gulingnya berisi bulu angsa pilihan terbaik seperti dalam film-film yang pernah ia tonton. Ini adalah mimpinya. Apapun yang ia inginkan akan terjadi. Azhura pun menggigit gulingnya, berharap guling tersebut berubah menjadi makanan enak seperti yang mereka makan di restaurant bersama kedua teman sarapnya. “Akh...!” Samar-samar Azhura mendengar suara seseorang. Makanannya sepertinya le