Sesi Wawancara

1052 Kata
“Aku sangat bahagia karena bisa menjadi istri sah dari James, dia pria yang sangat baik hati dan melimpahiku dengan kemewahan yang dia miliki. Mungkin karena dia adalah pria yang sangat kaya raya jadi dia tidak pernah tanggung-tanggung untuk memberikan hadiah padaku.” Itu adalah kalimat yang Agatha berikan pada wartawan yang telah melemparkan pertanyaan padanya. Senyumnya merekah seolah ia tengah bahagia dengan jalan kehidupannya kini yang tengah dikorek oleh wartawan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Selain Agatha, tiga pelayan pribadinya dan juga Vin turut serta hadir di depan kamera. Hal tersebut tentu saja sudah direncanakan dan diatur sedemikian rupa oleh Hans atas perintah tuannya. Vin tampak biasa saja dan berdiri dengan tegap di belakang tubuh Agatha yang duduk di atas sofa yang ada di ruang utama tempat di mana wawancara dilangsungkan. Hal tersebut tampak berbeda dengan Adel, Peggy, dan Katty yang bergerak bagaikan cacing kepanasan yang tak mau diam di samping tubuh Agatha. Sama seperti Agatha, ini pertama kalinya bagi mereka tampil di depan banyak kamera yang mengarah ke arah mereka dan siap merekan apa pun yang dilakukan. Sepertinya ketiga wanita tersebut sangat antusias karena akan tampil di televisi. Padahal Agatha tidak senang menyadari jika tak lama lagi wajahnya akan wara-wiri di layar kaca. Menjadi terkenal karena prestasi mungkin sangat membanggakan, tetapi terkenal karena pamer suami yang kaya raya rasanya bukan sesuatu yang mampu membuat Agatha mendapatkan sanjung dari banyak pihak. Sungguh Agatha enggan untuk melakukan wawancara ini, tetapi James terus saja memaksanya dan mengingatkan Agatha akan balas dendam yang harus mereka lakukan dengan cara yang apik terhadap mantan-mantan mereka. “Apakah kalian sudah mengenal cukup lama? Beredar kabar jika kalian terpaksa menikah karena Emily Rose yang mangkir dari pernikahan?” Pertanyaan selanjutnya yang dilontarkan oleh wartawan membuat Agatha sempat bergeming karena bingung harus menjawab apa. James sama sekali tidak memberikan kisi-kisi untuk pertanyaan semacam ini. Mencoba untuk berpikir keras selama beberapa saat, Agatha melarikan pandangannya untuk mencari keberadaan James yang katanya juga akan turut hadir dalam sesi wawancara. Tetapi pria sombong itu belum menunjukkan batang hidungnya hingga saat ini. Agatha menghela napas panjang kemudian kembali tersenyum ke arah kamera yang menyorotnya. Lantas ia pun menjawab, “Kau benar, memang sebelumnya bukan aku yang akan menikah dengan James. Tetapi jika Tuhan berkata jika aku adalah wanita yang tepat untuk disandingkan James, wanita lain bisa apa?” Nada bicaranya terdengar sedikit congkak. Mungkin Agatha sudah mulai tertular perangai James yang sombong dan gemar membanggakan diri. Terdengar suara cekikikan yang tak lain dibuat oleh tiga orang wanita yang berdiri di samping Agatha. Adel tertawa kecil seraya menutup mulutnya sedangkan Peggy dan Katty tertawa sambil saling menyikut tubuh mereka masing-masing. Andai saja tidak ada kamera yang tengah menyorot wajahnya mungkin Agatha sudah memutar bola matanya malas melihat tingkah mereka. Mungkin ketiganya menunggu waktu mereka untuk berbicara. Karena Agatha sudah sempat mendengar jika mereka menyusun kalimat yang akan mereka utarakan pada wartawan sebelum acara dimulai. “Apa kalian mempunyai rencana untuk berbulan madu atau akan menundanya?” Pipi Agatha memerah jika ia harus membahas hal tersebut. Namun, pertanyaan tersebut memang umum ditanyakan pada pasangan yang baru menikah apalagi jika pasangan yang baru menjalin ikatan suci itu adalah orang yang tersohor dan dikenal memiliki kekayaan yang berlimpah. Mungkin jika pria yang Agatha nikahi bukanlah pria kaya seperti James, maka Agatha tidak akan mendapatkan pertanyaan seperti ini. Semisal ia menikah dengan Jonathan, maka pastilah terlalu jauh memikirkan jalan-jalan untuk bulan madu. Uang yang dipunyanya lebih baik ia gunakan untuk kepentingan sehari-hari. “Ya, aku dan James berniat akan berbulan madu dalam waktu yang dekat.” “Ke mana kalian berencana akan berbulan madu?” Beruntung James sudah memberikan kisi-kisi untuk menjawab pertanyaan ini. Jadi, Agatha tidak perlu bingung untuk menjawabnya. “Kami berencana akan berbulan madu ke Yunani, dan akan mengunjungi beberapa kota yang ada di sana.” Agatha tersenyum puas, sebenarnya ia sedikit menambahkan jawabannya dengan argumentasinya pribadi. James hanya mengatakan jika mereka akan mengunjungi satu kota saja karena pria tersebut yang katanya sedang memiliki waktu yang sempit untuk liburan. Biarkan saja Agatha mengatakan jika mereka akan mengunjungi beberapa kota agar James membawanya jalan-jalan di negara orang tersebut. “Lalu apakah tiga wanita yang di sampingmu ini merupakan asistenmu?” Adel, Peggy, dan Katty tersenyum ketika akhirnya pembahasan mengenai mereka diungkap. Apalagi ketika lensa-lensa kamera yang awalnya fokus mengarah pada Agatha kini beralih menyorot mereka. “Ah, ya, kami adalah pelayan pribadi yang ditugaskan oleh Tuan James untuk membantu dan mengurusi apa pun yang berkaitan dengan Nyonya Agatha,” ujar Katty berseru dengan girang sambil menggoyangkan poni pirangnya. Adel pun segera menimpali, “Ya, dan kami sangat senang karna dipercaya untuk menjadi pelayan pribadi dari Nyonya Agatha. Kami pun senang karena bisa tinggal di dalam rumah Tuan James yang sangat mewah dan megah, kami bisa berfoto di setiap sudut rumahnya dan mengunggahnya di sosial media. Gaji yang kami dapatkan pun sangat besar, jadi kami akan bekerja dengan sebaik mungkin untuk Tuan dan Nyonya Hunt.” Seakan lupa akan rasa malu, Adel mengatakan itu semua dengan mata yang berbinar dan tangannya yang bergerak ke sana kemari untuk mendukung setiap kalimat yang diucapkan olehnya. Bahkan tangannya beberapa kali mengenai Agatha yang membuat Agatha harus meringis seketika. “Apa kalian sudah lama bekerja pada Tuan James?” Kali ini giliran Peggy yang menjawab, “Ah, tidak! Kami baru bekerja pada Tuan James baru-baru ini semenjak pernikahan Tuan dan Nyonya. Karena kami bekerja khusus untuk Nyonya Agatha. Selain kami, Nyonya Agatha juga selalu dikawal oleh seorang pengawal yang sudah ahli di bidangnya, ini dia, namanya Vin.” Peggy berpindah tempat ke samping Vin yang diam bagai patung. Suasana yang awalnya berlangsung santai tiba-tiba saja berubah menjadi lebih serius ketika James yang memakai pakaian dengan bahan yang sama seperti yang dikenakan oleh Agatha muncul dan duduk di samping Agatha. Hal tersebut membuat Adel dan Katty terpaksa mengikuti langkah kaki Peggy yang sudah lebih dulu berpindah tempat. “Maaf aku terlambat,” ujar James dengan senyuman penuh wibawanya ke arah kamera. Tangannya bergerak merangkul bahu Agatha dan membuat tubuh keduanya sangat dekat. “Ada pertanyaan yang masih ingin kalian sampaikan?” “Tentu saja Tuan, bagaimana perasaanmu kepada istrimu saat ini? Apa kau sudah benar-benar melupakan semua masa lalumu?” James tersenyum penuh pesona. “Aku sangat mencintai istriku dan sama sekali tidak lagi berbayang masa lalu. Aku bahagia dengan kehidupanku sekarang.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN