Hana sudah mau mulai beraktivitas sedikit demi sedikit. Namun, ia masih belum mau berinteraksi dengan dunia luar. Ia masih belum sanggup menerima tatapan iba dan kasihan dari para tetangga dan teman-temannya. Padahal sang ibu sudah coba menghibur dan membujuknya agar tidak memedulikan itu semua. Tapi, tetap saja Hana masih belum bisa. Pagi ini, Hana sedang membantu ibunya membuat kue bolu pesanan tetangganya untuk acara syukuran. Ia sedang memisahkan putih dan kuning telur. Ia melakukannya dengan tatapan kosong. Sang ibu yang baru memasuki dapur sehabis dari kamar pun terkejut bukan main melihat pekerjaan putri satu-satunya itu. "Astaghfirullahal'adzim. Hana!" pekik sang ibu. Hana yang sedang melamun pun terkejut. "Eh? Iya, kenapa, Bu? Ngagetin Hana aja," ucapnya. "Kamu lagi