14

969 Kata
Pandangannya tak beraturan, gadis itu tampak was-was karena sedari tadi ia merasa seperti di ikuti. Ia terus berjalan sedikit lebih cepat dari kamar menuju dining room. Kondisinya tampak kacau dengan rambut yang berantakan, wajah tak ber make up, tubuh yang di lindungi jaket tebal musim dingin. Semua yang melihatnya tampak heran dengan gerak-gerik Aeji. Iya, benar gadis itu adalah Aeji. Semua orang melihat keanehan dari ekspresi hingga cara berjalan Aeji. Tampak Aneh. Sedangkan Aeji, merasa bahwa semua orang tengah mengawasinya. Ia panik dan ketakutan. Gadis itu memeluk dirinya sendiri begitu erat seolah mencari perlindungan dari jaket tebal yang ia kenanakan. "Aeji, aeji," beberapa rekannya yang tengah menikmati sarapan itu terus menyapa Aeji namun tak di indahkan olehnya. Suara panggilan itu tak dapat menghentikan rasa takutnya. Semenjak kejadian semalam, Aeji tidak tidur. Ia hanya memeluk dirinya sendiri di atas ranjang dengan selimut menutupi tubuhnya. Rasanya seperti tak sendiri, itu yang Aeji yakini. Ia benar-benar tak sendiri. "Aeji, Aeji," panggilan namanya kembali terdengar. Gadis itu terus menunduk sambil berjalan sedikit cepat. Berusaha menghindari semua orang dan segera keluar dari hotel ini. Tiba-tiba sebuah tangan meraih pinggangnya hingga tubuh gemetar Aeji berada dalam pelukan pria itu. "Aeji, ada apa?" tanya pria itu cemas. Mata Aeji langsung menangkap siapa yang ada dihadapannya. "K-kyu?" "Kau tampak kacau. Apa yang terjadi?" tanya Kyuhyun khawatir. Aeji begitu gusar, dan melirik sekelilingnya. "Baiklah kita bicara diluar," perlahan Kyuhyun membawa Aeji keluar dari hotel menuju taman yang cukup sepi untuk mereka berdua.  Kyuhyun melihat sekitar dan memastikan bahwa tempat itu cukup aman hingga akhirnya ia bawanya Aeji untuk duduk di salah satu bangku kayu yang berada di dekat danau buatan disana. Aeji masih belum fokus, tatapannya mengarah pada tanah, nafasnya masih tersengal-sengal, seperti sedang dikejar penjahat. Kyuhyun yang melihat pemandangan ini merasa begitu cemas. Dahinya yang terus mengeluarkan keringat , perlahan di usap oleh Kyuhyun. "Ada apa sayang?" tanyanya hati-hati sambil menangkup kedua tangan Aeji. Gadis itu pun langsung berpaling dan menatap kekasihnya. "Ada yang mengikutiku, Kyu," ujarnya dengan suara begitu pelan dan sedikit bergetar. Kyuhyun berusaha tenang dan tidak panik. "Siapa yang mengikutimu, sayang?" Aeji terdiam. Gadis itu juga tak tahu siapa yang tengah mengikutinya. Apakah pria itu? Apakah sosok di mimpi itu? Ataukah ini hanya imajinasi saja? Tanpa sadar Aeji meremas kedua tangan Kyuhyun dan air mata pun mulai mengalir. "Dia mengikutiku, Kyuhyun. Entah apa maksudnya dan siapa orang itu aku tak mengerti," ujar Aeji lirih. "Kau percaya atau tidak tapi semalam ia benar-benar menghampiriku. Sungguh, Kyu." Jujur saja Kyuhyun merasakan keganjalan dengan keadaan saat ini. Begitu membingungkan dan tak ada jejak yang tertinggal untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan semalam pun ia menghabiskan malam bersama anggurnya, dengan harapan dapat mendapatkan celah dari teka-teki ini. Kyuhyun mendesah berat dan langsung membawa Aeji ke dalam pelukannya, mengusap punggung gadis itu dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Benar. Hanya ini yang dapat ia lakukan saat ini. Tak mungkin bahwa ia harus mengatakan bebannya pada Aeji. Kekasihnya akan semakin ketakutan. Ya. Begini lebih baik. "Kyu, apa yang harus kita lakukan?" Bisik Aeji setelah keadaannya lebih tenang. "Jangan pikirkan apapun, akan ku urus semuanya sayang" Hollow Man "Wah pria itu tampan sekali" "Astaga, tubuhnya tinggi sekali" "Pasti dia sudah punya pacar" Itulah suara suara para gadis yang sedang duduk di luar mini market bersama cup ramen mereka. Pandangan yabg tertuju pada makanannya, kini telah beralih pada sosok pria tampan yang baru saja memasuki super market itu. Tubuh nya yang tinggi, kulitnya yang putih, wajahnya yang tampan. Di tambah dengan kemeja biru dongker yang sangat contras pada kulitnya, sangat seksi. Siapapun yang melihatnya pasti tergiur. "Hey nak," ujar paman kasir setelah pria itu selesai menemukan barang-barang yang di butuhkan. "Kau tahu?" Paman itu menunjuk dengan sudut matanya ke arah gadis gadis yang mengintip di luar toko. Tentu saja pria itu tahu maksudnya. "Kau pasti sudah terbiasa dengan pandangan mereka bukan?" Goda paman kasir. "Kau begitu tampan, pantas saja mereka memperhatikanmu sedari tadi. Beruntungnya menjadi pria tampan." "Paman, tolong dihitung sekarang," balasnya singkat yang langsung di pahami oleh paman kasir. Wajah paman kasir yang semulanya ramah menjadi terheran-heran. Tampan tapi kaku, itu yang paman kasir pikirkan. "Hanya membeli tabung gas portabel dan gunting saja nak?" tanya paman kasir. "Kalau berkemah bawalah ramen cup dekat coklat itu, aku beri grat-..." "Tidak, kami sudah beli. Berapa paman?" "Oh benarkah?" paman kasir mulai kikuk.  Akhirnya proses transaksi terjadi, meski sebenarnya paman kasir merasa sedikit kesal karena orang ini tidak ada selera humor dan sopan santun sama sekali. Pria itupun membawa barang belanjaannya dan berjalan melewati para gadis. Tak menghiraukan bisikan mereka sama sekali. Benar-benar dingin, tapi tak menghilangkan aura ketampanannya. Itulah enaknya jadi pria tampan. Mobil suv hitam yang terparkir di depan toko terlihat tampak menarik saat sosok itu memasukinya. Dari luar para gadis semakin terpesona bak melihat pangeran berkuda hitam. "Astaga tampan sekali," gumam salah satu di antaranya. Namun pandangan mereka teralih saat melihat sosok wanita yang duduk di sampingnya. Yang lebih menyebalkan lagi adalah saat wanita itu tiba-tiba bergelanyut manja pada lengan pria itu. Menyebalkan. "Sudah kuduga, tak kan ada yang mengabaikan emas tambang," ujar salah satunya dengan nada pasrah. "Pria tampan tentu saja dengan gadis seksi." Di lain tempat. "Sayang, kita mau kemana?" tanya gadis yang masih bergelanyut manja di dalam mobil itu. "Kita akan bersenang-senang, sayang," ujarnya. "Benarkah? Bersenang-senang? Mall? Hotel?" tanya gadis itu penuh ketertarikan. Pria itu hanya menyunggingkan senyum singkatnya. Tanpa aba-aba, di raup nya bibir merah wanita itu, melumatnya dan menyesapnya penuh minat. "Lebih dari itu sayang, i need you tonight" Hollow Man Me Aku akan menjenguk anakmu siang ini Minho Tidak perlu. Kau pulanglah, istirahat. Aeji membaca balasan Minho akan pesannya. Gadis itu sedikit bimbang. Sebenarnya ia ingin menjenguk anak Minho sekaligus menanyakan sesuatu. Pastinya sudah tahu kearah mana pembicaraan ini. Tapi kalau di pikir kembali, saat ini bukanlah waktu yang tepat. Ia tak boleh egois. Minho juga sedang memikirkan keadaan anaknya. Belum lagi kecelakaan yang beberapa hari lalu ia alami. Hal itu membuat nya semakin bersalah. "Baiklah, nanti saja," gumam Aeji. "Apa sayang?" Tanya Kyuhyun yang sedang mengemudi. Akhirnya mereka memutuskan kembali ke Seoul bersama dengan berbagai alasan pada rekannya. "Tidak apa-apa," balasnya singkat. Aeji kembali memasukan handphonenya ke dalam tas.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN