Nindy masuk ke dalam ruangan yang sengaja di- booking oleh perusahaan tempatnya bekerja itu dengan tangan yang masih bertengger di lengan Alex. Keduanya langsung melangkah dengan tegap seraya makin melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Nindy yang pertama kali memberikan reaksinya. Ia langsung takjub. Matanya berbinar memandang seisi ruangan itu. Seluruh karyawan yang bekerja di tempat yang sama dengan Nindy itu mengenakan setelan jas dan juga gaun- gaun cantik. Mereka yang jumlahnya mencapai ratusan itu berkumpul dalam satu ruangan besar di dalam hotel itu dan bercengkrama satu sama lain. Mata Nindy kembali berbinar ketika ia mengedarkan tatapannya itu. Meja, kursi, dan seluruh interior ruangan hotel itu sangat indah. Apalagi ketika tatapannya itu jatuh pada prasmanan mewah yang terleta