Darah yang Kotor

2191 Kata

“Hamil anjir,” suara Cici terdengar setengah berbisik, setengah teriak, matanya membulat saat melihat dua garis merah muda di test pack. Keduanya berdiri di kamar mandi rumah Cici yang sempit, udara siang yang panas terasa menempel di kulit. Antika diam terpaku, wajahnya memucat seperti kehilangan arah. Sebelumnya ia terus menolak melakukan test ini karena takut, tapi setelah beberapa hari sejak makan malam itu, Antika lebih sensitive terhadap bau dan akhirnya Cici menyeret Antika ke rumahnya setelah selesai kelas. Disinilah mereka sekarang, belum menerima kenyataan yang mengejutkan. “An? Lo… oke?” tanya Cici hati-hati, menatap sahabatnya yang masih memegangi test pack dengan tangan gemetar. “Ya enggak lah gila!” Antika memekik, suaranya serak. “Mana bisa gue oke, Ci?! Pertunangan gue s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN