Roma dan Masa Lalu

1664 Kata

Lounge VIP Bandara Soekarno–Hatta memantulkan cahaya sore yang lembut. Dari jendela besar yang nyaris setinggi dinding, terlihat landasan pacu terbentang luas pesawat-pesawat putih berderet seperti burung logam raksasa yang sabar menunggu giliran terbang. Cahaya matahari jatuh miring ke kaca, memantulkan bayangan orange-keemasan ke permukaan lantai marmer yang mengilap. Di area lounge itu, suara Khairel menyelip di antara denting sendok dan gesekan koper. “Papa! Look! Look! Big plane! That one is sooo big!” “Sst, pelan, Khai. Jangan lari terlalu jauh,” ucap Nagara sambil mengejar setengah hati. “Nanti jatuh.” “Nooo, Papa slow. I run fast!” Khairel tertawa dan hampir terpeleset sebelum Nagara menahan lengannya. Beberapa tamu lounge menoleh lalu tersenyum melihat pemandangan ayah dan an

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN