Kota Lama,

1727 Kata

Cici menghela napas panjang sambil menatap wajah Antika yang masih sembab. Ia sudah mendengar seluruh kisah itu dari awal hingga akhir. Tentang bagaimana Antika bertemu lagi dengan Nagara di kampus, bagaimana pria itu kini menjadi atasannya, lalu tentang lamaran Raphael yang disambut dengan harapan namun berakhir dengan kehancuran karena keluarga Cassel yang penuh racun dan tuntutan. Semuanya mengalir dari bibir Antika dengan nada rendah dan gemetar, hingga Cici hanya bisa memeluknya erat tanpa suara. Ia ingin marah, ingin menegur dan memaki karena sahabatnya terlalu bodoh menanggung semuanya sendiri, tapi di sisi lain ia tahu tak ada gunanya menghakimi orang yang sudah remuk oleh cinta dan keadaan. “Yaudah ayok kita keluar yuk, jalan-jalan malem, gimana?” Cici menepuk bahu sahabatnya den

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN