Godaan Terkutuk

1878 Kata

Sore hari itu, cahaya matahari jatuh lembut lewat jendela besar kamar Antika di lantai dua. Suara koper yang digeser dan lipatan baju memenuhi ruangan, sementara Cici duduk di kursi dekat ranjang sambil menyesap teh melati. “Lo jangan khawatir, pokoknya di Jakarta lo tinggal di rumah gue. Nyokap gue juga lagi sibuk di Las Vegas, nanti kita seneng-seneng, okay? Lo mau lihat café yang gue punya kan, An?” katanya santai, memecah keheningan. Belum sempat Antika menjawab, suara kecil memotong dari ambang pintu. “Iyaaa! Mau ke rumah Aunty Cici!” seru Khairel yang baru saja masuk dengan langkah kecilnya. Bocah itu berlari dan langsung naik ke pangkuan Cici tanpa izin. “Aunty, nanti aku juga mau ke café, ya? Mau ice cream dan cake!” Cici tertawa, memeluknya erat. “Of course, my little man! You

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN