Satu hari sebelumnya. Siang itu, Mario tampak gelisah menunggu panggilan telpon dari Oliver. Kalau tidak ada halangan dan rintangan, hari ini memang jadwal keduanya untuk berangkat ke Paris menyusuli Arsene dan Kimora. Namun, sudah sedari pagi Mario menunggu kabar. Tapi, tidak satu pun panggilan telpon dari Oliver yang ia terima. Padahal, salah satu pimpinan Exon tersebut secara khusus tidak turun kerja hari ini. Jadi, tidak mungkin ia sedang sibuk sampai lupa menghubunginya. Sempat juga terlintas di benak Mario, apakah ayah dari Kimora tersebut lupa atau mungkin malah sengaja meninggalkannya pergi? Damn! Mario refleks mengumpat kala ponsel yang ia simpan di saku jas tiba-tiba berdering, menyentak kesadarannya. Begitu diraih, Mario bisa membaca nama Arsene yang terpampang jelas pada la