Kejutan

1480 Kata

“Sir.” Nawa berujar sangat lirih. Bibirnya bergetar. Ia tidak menyangka sang suami akan melupakannya. Atau ini efek dari operasinya? “Sir, ini aku Nawa. Nggak ingat? Atau Sir pura-pura lupa untuk nge-prank aku?” Brama menggeleng. “Saya beneran tidak tahu dan tidak kenal siapa kamu. Ada yang bisa menjelaskan wanita itu siapa? Mom, Dad, atau kamu, Bim?” Kebahagiaan Nawa seolah-olah lebur digulung kenyataan ini. Doa yang dari tadi dilangitkan di hatinya seolah-olah langsung runtuh menindih. Satu sisi doanya diijabah, satu sisi menjadi musibah. Nawa sangat bahagia suaminya selamat. Namun, jika keselamatan itu harus ditebus dengan begitu mahal seperti ini, terasa ngilu juga di relung batinnya. “Bre, lo nggak ingat siapa wanita itu? Lo lupa ingatan?” tanya Bima memastikan. Brama terdiam,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN