“Ssst!” Nawa meletakkan jarinya di bibir Brama. “Kenapa diulang lagi bilang kayak gitu? Kenapa pesimis gini sih? Nggak suka aku.” Brama membawa kepala Nawa dalam pelukan. “Bukan pesimis, tapi jaga-jaga kalau semua itu terjadi. Bima itu meskipun playboy, tapi dia tipe yang bertanggung jawab.” “Sir bilang kayak gini tuh tandanya ingin terjadi perang di keluarga Sir. Orang tua Sir pasti bunuh aku. Sir, sekarang aku tanya. Apa kamu memang nggak ingin hidup lebih lama sama aku sampai bilang kayak gitu?” Brama terkekeh. “Nggak gitu, Sayang. Entah kenapa aku tiba-tiba merasa worry. Tapi di satu sisi takut kehilangan kamu. Takut berpisah sama kamu. Entahlah. Soalnya baru kali ini aku akan dioperasi. Luka-luka sebelumnya cuma dijahit aja.” “Sir, optimis, dong. Operasinya bukan operasi besar org

