Kedatangan Tamu

1548 Kata

“Kalau aku belum siap?” Nawa memicing. “Aku paksa.” Brama mendekatkan wajah, lalu mengambil jarum di bawah dagu sang istri. Dua bibir mereka saling bertemu, melebur menjadi satu. Tangan Brama melepas paksa penutup kepala Nawa, melepas pula penjepit rambut. Surai hitam nan panjang yang menjadi candu Brama tergerai indah. “Sir.” Nawa melepaskan diri dengan napas terengah-engah. Sementara mata Brama sudah berkabut sayu siap menerkam istrinya. Kancing baju atasan Nawa mulai dibuka oleh sang suami. Brama juga melepas tas Nawa dan diletakkan begitu saja di lantai. “Sir! Ini di ruang tamu. Dasar nggak tahu tempat!” Nawa memukul pundak Brama. Wanita itu tergelak. Beruntung semua jendela masih tertutup rapat hingga tidak ada rasa takut kepergok orang atau takut jika ada yang mengintip. “Suda

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN