Nawa menelepon Dany. Ia ingin meminjam jaket agar setidaknya bisa pulang tanpa memperlihatkan baju basah yang memperlihatkan lekuk tubuh seperti ini. Dany pun dengan senang hati memberikan jaketnya. “Mas Dan, saya pakai dulu jaketnya, ya. Nanti kan Mas dan tim ngatar saya kembali ke kosan, nah, saya copot dan kembalikan ke Mas lagi jaketnya. Nggak apa nggak saya cuci dulu?” tanya Nawa saat keduanya bersisian keluar kafe hendak pulang. Dany tertawa. “Udah, buat kamu aja. Buat kenang-kenangan. Oh, ya, masalah honormu, barusan sudah saya transfer.” Keduanya berhenti di halaman kafe. Tim Dany sudah ke mobil dulu. “Duh, jadi nggak enak. Kesannya jadi kayak malak. Atau nanti saya paketkan aja jaketnya setelah dicuci?” “Nggak usah, Nawa. Saya masih punya banyak stok jaket di rumah. Dikasih sa