Alaric merengut, tampak tak senang dengan kedatangan kedua orang tuanya. Ia menoleh pada Ella dengan tatapan tajam. “Kamu yang ngabari mereka soal kelahiran Aluna?”
Ella mengangguk mantap. Ia tahu Alaric menolak untuk mengabari Jonathan dan Mia. Karena itu, dirinyalah yang menggantikan Alaric untuk mengabari mereka.
“Kenapa?” Alaric merengut.
“Mereka kakek dan nenek Aluna, Al. Mereka berhak tahu. Lagipula aku nggak nyangka mereka bakal langsung datang ke sini.”
Alaric mendengus kesal, rahangnya mengetat. Ia segera berdiri dan berjalan mendekati Aluna.
Ella menghela nafas pelan. Aluna baru umur dua hari, tapi Alaric sudah menunjukkan sikap protektif begitu. Ia bisa membayangkan bagaimana masa depan Aluna nanti.
“Al, biarin papa sama mama lihat Aluna.” Ella mencoba mengingatkan dengan
