“Tidur dulu, Al.” Lydia –mama Ella– menyentuh pundak Alaric yang sejak tadi menunggui Ella bangun. Setengah jam lalu, Ella akhirnya dipindahkan dari UGD ke ruang rawat inap. Ia mengalami gegar otak ringan dan fraktur tulang kaki. Semua luka di tubuh Ella sudah mendapatkan penanganan. Kepalanya dibebat perban, kakinya dipasang gips, wajah dan beberapa bagian tubuhnya yang penuh luka sayatan juga sudah mendapat pengobatan. Alaric menggeleng. “Aku nggak ngantuk, Ma.” Tangannya menggenggam tangan Ella erat. Lydia menghela nafas pelan. “Apanya yang nggak ngantuk? Coba lihat wajah kamu itu.” Alaric memang sudah mandi dan berganti pakaian, tapi wajahnya masih terlihat kusut. Tentu saja, ia sama sekali tak bisa beristirahat sejak semalam. Pria itu tak bisa tenang sebelum melihat Ella membuka m