“Jadi Papa mau tinggal di Singapura?” tanya Ella saat mereka tiba di kamar hotel. Alaric mengangguk. “Tadi Papa bilang gitu,” katanya sambil melepas jas dan menggantungnya. “Kalau gitu rumah Papa gimana dong? Siapa yang nempatin?” Ella bertanya sambil membuka koper mereka, mengeluarkan piyama. Mereka harus berterima kasih pada Bi Lastri yang dengan sigap mengemasi barang-barang mereka begitu Ella menelepon bahwa mereka akan langsung terbang ke Singapura sore tadi. “Mungkin kosong atau bakal tetep ada yang kerja di sana buat jaga rumah sama bersih-bersih.” Alaric menghampiri Ella yang baru saja berdiri sambil memeluk piyama. “Sekarang kita nggak usah mikirin soal itu, kita fokus sama kita aja, oke?” bisiknya di telinga Ella sambil melingkarkan lengannya di pinggang Ella, menyandarkan da