Jonathan dan Mia berlari menyusuri koridor rumah sakit, napas mereka terengah-engah. Sepatu mereka menjejak lantai dengan tergesa, gema langkah mereka bercampur dengan suara monitor dan suara lirih perawat yang berbisik satu sama lain. Begitu mereka tiba di depan ICU, seorang dokter keluar dengan ekspresi serius. “Dia mengalami perdarahan masif di organ dalamnya. Kami sudah berusaha menstabilkannya, tapi—” Mia tak lagi mendengar kelanjutan kata-kata dokter itu. Tanpa pikir panjang, ia menerobos masuk ke ruangan. Di sana, Rachel terbaring di atas ranjang rumah sakit, tubuhnya terlihat lebih kecil dari sebelumnya, selang-selang medis terhubung ke tubuhnya yang ringkih. Monitor jantung berbunyi pelan, ritmenya tidak stabil. Nafas Rachel tersengal-sengal, bibirnya pucat. "Rachel …." Suara