Alaric menghapus sebuah aplikasi yang terpasang di ponselnya sambil tersenyum lebar. Setelahnya ia bersandar santai di kursi CEO dan menelepon Ethan. Televisi di ruangan barunya itu sedang menayangkan sebuah berita breaking news yang menampilkan kebakaran akibat ledakan mobil di jalan. “Makasih nggak lo sama gue?” sapa Ethan begitu sambungan telepon tersambung. Alaric tertawa pelan. “Thanks, bro. Tapi sadis banget lo ngembangin alat ginian.” “Gue cuma iseng aja awalnya. Terus lo bilang butuh sesuatu yang bisa ngasih pelajaran ke orang tanpa harus turun tangan langsung, jadi ya gue kasih aja. Efektif kan?” Alaric bisa mendengar Ethan menyeringai jahat di ujung telepon. Ia hanya bisa tertawa dan geleng-geleng kepala. Sejak dulu, ia memang tahu ada yang bersembunyi di balik wajah tengil