Petra melangkahkan kakinya ke arah Bani yang tampilannya jauh dari kata rapi. Mata Petra menatap ke arah pintu kamar di mana suara tangisan Dinda samar-samar terdengar dan Bani secara bergantian. "Lo kenapa bisa di sini, bang? Bukannya lo lagi di Singapore?" tanya Petra dengan dahi mengernyit. Lelaki yang mengenakan kemeja warna bir langit yang fit body itu berhenti melangkah ketika sudah berada cukup dekat dengan Bani. Bani menghela nafasnya lelah. "Lo juga kok udah balik? Bukannya lo harusnya masih di kantor?" Petra melipat tangannya di d**a. "Gue tadi lagi on the way Sudirman. Taunya Kafka nelfonin gue terus pake hape bi Desi, katanya Dinda nangis sama teriak-teriak di dalem kamar. Gue kira ada apa-apa sama kandungannya, makanya gue langsung puter balik. Taunya ini semua gara-gara l
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari