28- Pengakuan

2107 Kata

Dinda refleks menekan kapas ditangannya ke salah satu lebam di wajah Bani membuat cowok itu mengaduh sambil memundurkan wajahnya. "Gila ya lo?" serunya kaget. Dinda menatap Bani sengit. "Lo tuh yang gila. Tau nggak sih barusan itu lo abis ngelakuin pelecehan seksual ke gue?" Bani yang sedang sibuk memegangi luka lebam yang tadi ditekan Dinda melotot. "Pelecehan?!" serunya tidak percaya. "Dari mananya gue ngelecehin lo, coba?" Dinda mengerjapkan matanya, jelas Dinda mengatakan itu karena dia salah tingkah. Padahal sudah lama Dinda tidak pernah lagi salah tingkah sejak mulai dekat dengan Bani. "Bodo ah! Gue mau pulang!" seru Dinda sambil melompat turun dari kursi bar. Sepertinya Dinda lupa kalau lututnya baru saja terluka dan gadis itu langsung meringis begitu kakinya menapak lantai. Ba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN