Sejak Abigail tersadar dari komanya dan mengetahui semua kenyataan yang telah terjadi pada dirinya dan juga calon anak Rhys, Abigail terlihat sangat murung. Berkali-kali wanita itu tiba-tiba terisak dalam diam, dan menolak menemui siapapun, termasuk Rhys. Ingatan saat sebuah peluru menembus kepala Zoya dan juga Christop terus berputar, menghantui pikirannya. Abigail pun kembali teringat pada calon bayi dalam kandungannya, dan lagi-lagi ia tak dapat menahan rasa sedihnya. “Maafkan Mommy, Nak. Mommy benar-benar sangat menyesalinya,” gumam Abigail sangat lirih. Wanita itu mengusap lembut perut ratanya dan kembali menangis. “Aku sudah membunuh dua orang yang tidak bersalah, dan aku pun membunuh darah dagingmu, Rhys,” bisik Abigail disela isak tangisannya. Tok, tok, tok. Suara ketukan di p