Sejak pagi, Nera sudah sibuk. Mengemasi pakaian yang akan ia bawa untuk ikut pelayaran rumah sakit terapung. Beberapa kali ia menelepon Izza, menanyakan apa saja yang dibawa gadis itu. Ya, Izza juga lolos. Pun Fatih. Betapa bahagianya Nera begitu mengetahui hal itu. Ia akan melakukan hal menyenangkan bersama teman-teman yang tulus berada di pihaknya. “Kapan berangkat, Ra?” Mama masuk ke kamar Nera, membawa piring berisi buah apel yang sudah dipotong. “Besok pagi, Ma.” Nera menjawab sekilas. Kemudian melanjutkan kegiatannya. “Kapan Mama berangkat?” “Besok sore, sepulang kerja Ommu akan jemput.” Mama membantu melipat beberapa pakaian. Memasukkannya ke tas jinjing milik Nera. Tadinya, adik Mama yang akan ikut menemani tinggal di sini. Tapi setelah berbagai pertimbangan, akhirnya Mama dan