74 - Serangan Lanjutan

1253 Kata

Wahyu memijit pelipisnya. Pening. Ini lebih runyam dari yang ia pikirkan. “Saya minta es teh aja, Bu.” Bu Tijah mengacungkan gelasnya ke arah Bu Kades yang sejak tadi lebih banyak menonton saja. “Iya, sebentar.” Wanita berwajah keibuan itu berdiri, berjalan ke belakang. “Gelasnya nggak dibawa?” tegur Bu Tijah. “Nggak usah. Saya bawakan sebaskom aja es batunya. Mungkin yang lain juga butuh.” Bu Kades memahami situasinya. Ia saja sudah merasa kegerahan dengan atmosfer panas yang tercipta di ruang tamunya, apalagi mereka bertiga yang sejak tadi bersitegang. “Sekali lagi, ini kegiatan sosial, Bu. Kami tidak akan lama di sini. Paling lama dua minggu.” Wahyu masih menjaga intonasi dan raut wajahnya. Menghormati salah satu tokoh yang dituakan di pulau itu. “Dua minggu itu lama, Mas.” Bu Ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN