“Bang Rion!” Naina menjerit histeris melihat bayangan hitam terpantul di dinding ruang tengah sebab cahaya yang temaram. Tadinya dia keluar ke arena dapur untuk mencari camilan tengah malam yang sering dia konsumsi. “Siapa?” Rion dan Ranti segera keluar, menghampiri Naina yang masih ketakutan dan bersembunyi di balik dinding. Gegas Rion melangkah hati-hati, mencari sakelar lampu untuk menyalakannya agar mengetahui siapa yang tengah malam mengusik tidur mereka. “Ken?” Pria itu segera duduk, mengusap matanya setelah mendengar jerit berisik Naina tadi. Pria itu yang menghilang selama setahun ini dari hidup mereka. Tak pergi, dia hanya berada di Jerman untuk memastikan keamanan dan keselamatan kekasih dan adiknya ini. “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Rion. “Bukannya kamu yang minta aku