Rion menghela napas lega sebab Bella mau mengerti keinginannya. Hatinya yang terbagi pada dua wanita itu, Rion ingin bisa mengendalikan dengan sabar dan ikhlas agar tak kehilangan salah satunya. "Kamu sehat-sehat, ya! Aku pulang sore ini." "Iya, Rion. Assalamualaikum." "Waalaikum salam," sahut Rion sambil menyimpan ponsel. Direbahkannya punggung pada sandaran sofa. Hatinya longgar saat menemukan perasaan pada Naina, lalu dia yang percaya bahwa Bella akan mengerti dirinya. "Nai, abang yakin Bella akan ngerti. Abang akan coba jelaskan baik-baik sama dia. Kita bisa hidup bahagia bareng-bareng tanpa ada yang tersakiti nantinya." Sebentar Rion pergi ke dapur untuk menyiapkan roti lapis dan teh hangat untuk Naina, lalu membawanya dengan nampan ke dalam kamar. Naina terlihat sibuk mondar-