PLAAAK ! Hanum terkejut dengan tamparan keras yang singgah di pipinya. Baru saja melangkahkan kaki ke rumah ayahnya. Ia disambut oleh kemarahan kakaknya. " Dasar w************n ! kamu sengajakan menggoda Bahran dengan tubuh jelekmu itu " jerit Cintia sambil mencengkram bahu Hanum. Hanum memegang pipinya yang terasa perih. Hari ini ia mengunjungi ayahnya yang di kabarkan sakit. " Jaga bicara kakak, aku nggak pernah menggoda kekasih kakak tapi dia yang masih menahanku pada pernikahan ini " balas Hanum sambil berusaha menahan emosinya. Ia benci selalu dituduh sebagai orang yang mengganggu kesenangan kakaknya, itu terjadi sejak ia baru tiba di rumahnya sejak ibunya meninggal. Ia selalu jadi anak yang diminta mengalah oleh neneknya karena ibaratnya ia adalah anak pungut. Padahal ia sudah men