Hanum terbangun dan melihat suaminya tengah memasang dasi. Ia mencoba untuk duduk, ada yang terasa nyeri pada tubuh bagian bawahnya. Semalam ia merasa durasinya mereka melakukan hubungan suami istri lebih lama dari malam pertama mereka. "Nggak perlu bangun, Ini masih terlalu pagi sayang " ucap Bahran sambil mendekati tempat tidur. Ia mengungkai senyum dan meraih tangan Hanum. " Aku harus ke Prancis untuk urusan bisnis. Nggak apa kan aku tinggal sebentar. Jangan kangen " Bahran mengusap perut Hanum. Hanum menyingkirkan tangan Bahran dari perutnya. " Kenapa kakak merubah semua rencananya ? Apa yang menyebabkan kakak memilih saya ? apakah hanya karena anak ? " Hanum memandang suaminya tak berkedip. Bahran merasa gugup ketika di pandang seperti itu. Ia menghela nafas dan mengusap waja