"Kenapa?" tanya Dipta. "Kamu tahu ... kami berdua pengen banyak cucu." Dipta kini melempar senyum pada Viona. "Regan anak kami satu-satunya, Vio. Jadi, kamu harus mempertimbangkan ucapan Papa tadi. Mumpung kamu masih muda, kamu bisa melahirkan beberapa kali. Itu bukan masalah." Regan mendesahkan napas berat. Bahkan satu bayi saja sudah membuat ia gelisah dan tak bisa menentukan apakah ini benar atau salah. Sekarang, ayahnya menginginkan beberapa cucu? "Papa jangan ngaco," ujar Regan. "Hamil dan melahirkan nggak semudah itu. Viona juga masih kuliah, dan dia punya mimpi." Viona mencoba tersenyum karena di depannya Dipta kembali terlihat kesal. "Ehm, Om Regan benar. Aku masih terlalu muda dan belum tahu bagaimana merawat bayi yang benar. Anak kedua dan ketiga ... aku nggak pernah bayangin